Prabowo Subianto :Manifesto Bidang Agama Dipermasalahkan, Ini Penjelasan Gerindra
Manifesto Gerindra di bidang agama dipermasalahkan sejumlah pihak. Frase 'negara dituntut menjaga pemurnian agama' dikhawatirkan bisa memecah belah persatuan Indonesia. Apa penjelasan Gerindra?
"Kata 'menjaga kemurnian ajaran agama' yang selalu dikutip dan dibahas di tengah publik, adalah berasal dari Manisfesto Perjuangan yang dikeluarkan di tahun 2008 yang sudah diputuskan, sejak tahun 2009, akan diralat dan diperbaiki sesuai dengan pemahaman dasar yang sudah sejak awal ada," kata Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Hashim Djojohadikusumo dalam siaran pers, Senin (26/5/2014).
Frase menjaga pemurnian agama dipermasalahkan karena dikhawatirkan akan memberangus kepercayaan-kepercayaan yang berkembang di masyarakat. Namun Hashim menegaskan manifesto Gerindra di bidang agama tak akan menyimpang dari Pancasila dan UUD 1945.
"Seperti yang telah disampaikan pada berbagai pertemuan dengan pimpinan umat beragama, dengan ini ditegaskan kembali strategi kebijakan di bidang agama bertumpu pada upaya merumuskan secara tepat bagaimana menempatkan kehidupan beragama di Indonesia dalam format kemasyarakatan dan kenegaraan berdasarkan Pancasila dan UUD ‘45," paparnya.
Gerindra telah mengumpulkan aspirasi dari berbagai lembaga agama terkait manifesto tersebut. Gerindra terbuka terhadap usulan dan masukan untuk perbaikan.
"Partai Gerindra terbuka terhadap berbagai usul dan masukan sepanjang tidak bertentang dengan keyakinan Partai Gerindra seperti di sampaikan di atas," pungkasnya.
Manifesto Gerindra di bidang agama dipermasalahkan sejumlah pihak. Frase 'negara dituntut menjaga pemurnian agama' dikhawatirkan bisa memecah belah persatuan Indonesia. Apa penjelasan Gerindra?
"Kata 'menjaga kemurnian ajaran agama' yang selalu dikutip dan dibahas di tengah publik, adalah berasal dari Manisfesto Perjuangan yang dikeluarkan di tahun 2008 yang sudah diputuskan, sejak tahun 2009, akan diralat dan diperbaiki sesuai dengan pemahaman dasar yang sudah sejak awal ada," kata Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Hashim Djojohadikusumo dalam siaran pers, Senin (26/5/2014).
Frase menjaga pemurnian agama dipermasalahkan karena dikhawatirkan akan memberangus kepercayaan-kepercayaan yang berkembang di masyarakat. Namun Hashim menegaskan manifesto Gerindra di bidang agama tak akan menyimpang dari Pancasila dan UUD 1945.
"Seperti yang telah disampaikan pada berbagai pertemuan dengan pimpinan umat beragama, dengan ini ditegaskan kembali strategi kebijakan di bidang agama bertumpu pada upaya merumuskan secara tepat bagaimana menempatkan kehidupan beragama di Indonesia dalam format kemasyarakatan dan kenegaraan berdasarkan Pancasila dan UUD ‘45," paparnya.
Gerindra telah mengumpulkan aspirasi dari berbagai lembaga agama terkait manifesto tersebut. Gerindra terbuka terhadap usulan dan masukan untuk perbaikan.
"Partai Gerindra terbuka terhadap berbagai usul dan masukan sepanjang tidak bertentang dengan keyakinan Partai Gerindra seperti di sampaikan di atas," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar